Senin, 02 Desember 2013

faedah join TPQ At-TAQWA

Menjadi Assatidz TPQ At-taqwa merupakan kisah terindah. Semua memang berwal dari langkahku di TPQ.
Dari awal ku mengenal puisi karena kumengenalnya, hal ini terjadi setelah aku bergabung menjadi assatidz TPQ At-taqwa MAN Kota Kediri 3. Begitu pula dengan seni, aku mendalami seni lukis semenjak mengenal assatidzah Asyiqa yang kini belajar Arsitektur di UIN Malang. Kemudian berlanjut  pertemuanku dengan Ustadz Ali yang mengajarkan banyak hal tentang lukis. Dari sinilah kisahku bersama Puisi dan Seni dimulai.

Kamis, 28 November 2013

Syair-syair cinta

IF

jika ada cinta diantara kita
ia akan mempersatukan kita
walau bukan di dunia
jika ada luka
ia akan memaksa kita mencoba
untuk lebih menerima
jika aku tidak mengerti
tentang kata hati
aku hanya berlagak tuli
jika aku adalah iblis
apa kamu akan jadi nerakaku?
jika aku adalah neraka
apa kau akan jadi batuku?
apa kau yakin aku bisa membawamu ke surga?
jika ya ....
akan kutinggalkan semua untukmu
tapi, aku hanyalah orang dengansejuta mimpi
maafkan aku

Syair-syair Cinta

kejujuran

Aku tidak ingin menyakitimu dengan sebuah janji
Yang sebenarnya gak akan bisa aku tepati
Tapi aku jujur, aku gak mau melihatmu sedih
Tapi daipada nanti, aku takkan bisa memberimu cinta

Carilah yang lebih baik dariku
Carilah yang lebih pantas dariku
Karena aku hanyalah si penjaga padi
Aku hanya dulu ragu tentang itu

Maaf, tapi bila seandainya
Aku memahami maksudmu terlalu dalam
Ya itu tak masalah
Aku anggap aku telah mempercayaimu

Syair-syair Cinta

Perasaan dan Kemauan

Aku capek bahas cinta dan derita
Aku lelah bahas kesetiaan dan pilihan
Aku malas bahas pengorbanan dan ketulusan
Aku penat bahas impian dan keseriusan
Dan aku tak mampu bahas kehidupan dan kematian
Aku lelah bahas kesempatan dan keberuntungan
Dan aku tak mampu bahas perasaan dan kemauan

syair-syair cinta

Aku Hanya Mendung

Aku bukanlah mendung
Yang akan menurunkan hujan
Aku hanya awan hitam
Yang hanya menaungimu
Aku harap kamu mengerti maksudku
Aku bukan udara
Yang menerbangkanu ke langit
Aku hanya gunung
Yang membawamu melihat langit lebih jelas
Aku harap kamu tahu
Aku bukan dajal
Aku hanya al-masih
Dan aku bukan imam mahdimu
Aku harap kamu pahami

cerpen remaja




Disenja malam minggu itu Zahra gadis kecil yang baru kelas X SMA baru pulang sekolah, ia pulang agak sore karena masih ikut ekstra kurikuler di sekolahnya. Setelah menunggu cukup lama bus arah kota Batu tak datang juga, hingga akhirnya terdengar suara adzan maghrib dan ia memutuskan untuk sholat terlebih dahulu di masjid yang terletak di depan halte. Seusai sholat ia segera bergegas menuju halte disana ia bertemu dengan seseorang yang mengenakan seragam sekolah sama dengannya

“hah, siapa ia? Pasti anak laki-laki itu satu sekolah denganku” gumam Zahra dalam hati

Zahra adalah gadis yang konyol dan suka membuat khayalan, pada ertemuan pertamanya dengan anak laki-laki itu Zahra berangan bahwa ia dapat mengenal anak laki-laki itu, meskipun ia tahu bahwa ia adalah seniornya.
Hari-hari berlalu Zahra heran mengapa ia tak pernah bertemu dengan anak laki-laki yang ia temui disenja itu padahal mereka itu satu sekolah. Zahra tak pernah bertemu dengan anak laki-laki itu hampir setengah semester. Hingga akhirnya disenja kedua dan ditempat yang sama bersama temannya Rifa, Zahra bertemu lagi dengan anak laki-laki itu. Zahra sontak kaget dan salah tingkah

“kamu kenapa ra?” tanya Rifa
“Sssst, ada anak yang pernah aku ceritakan kepadamu”
“hah, senior kita itu?”
“iya”
“huich”

Bus jurusan kota Batu pun akhirnya datang, sore itu bus sedikit ramai. Namun anehnya Zahra, Rifa, dan anak laki-laki itu saja yang tidak dapat duduk, akhirnya mereka bertiga berdiri. Sepanjang perjalanan Rifa dan Zahra saling bergurau, hingga akhirnya Rifa menantang Zahra untuk menyapa Seniornya itu. Setelah cukup lama akhirnya Zahra berani menyapa senior tersebut

“emb, kak nanti turun mana?” tanya Zahra
“apa dek, maaf gak dengar” jawab senior itu
“nanti turun mana?”
“owh Batu dek”
“emb” jawab Zahra sambil mengembangkan senyum di bibirnya

Setelah kejadian malam itu, hari-hari Zahra berubah. Ia sekarang  menjadi dekat dengan senior-seniornya. Ia juga dekat dengan salah satu senior perempuan namanya Rizky yang lumayan mengerti tentang anak laki-laki itu. Rizky juga memberitahu bahwa nama anak laki-laki itu adalah Zaki. Namun Zahra merasa sedikit aneh, karena mengapa Rizky sangat tahu tentang Zaki. Waktu bergulir tak terasa Zaki akan segera menghadapi UNAS, Zahrapun mendo’akan yang terbaik untuk Zaki. Setelah UNAS Zaki dan Zahra menjadi semakin dekat, namun kedekatan itu rasanya harus sedikit berkurang karena sekarang Zaki kuliah di salah satu Universitas terkemuka yakni Universitas Brawijaya jurusan Sastra Inggris. Perbedaan jarak dan dimensi pun menjadi ujian untuk Zahra. Yang ia ingat hanyalah janji Zaki

“Just think about me, because I’m here in the other side of you”
Yang berarti “hanya pikirkan aku karna aku masih disini di sisi lain darimu”

            Setelah setahun lamanya sekarang giliran Risky yang lulus. Ia juga bercerita bahwa ia akan satu Universitas dengan Zaki, namun yang paling tidak disangka saat Rizky bercerita

“tak terasa sudah setahun aku merajut persahabatan dengan adik kelas lucu sepertimu”
“hahaha, iya-ya kak” jawab Zahra
“emb, dan tak terasa juga setahun lamanya aku menyimpan rahasia dan sakit hatiku padamu”
“hah, maksudnya kak?” tanya Zahra yang kaget
“emb, kak Zaki pernah bilang jika memang kamu mecintainya maka tunggulah sampai ia berumur 23 tahun dan ia akan melamarmu”
“ha?”
“dan sebenarnya aku juga suka dengan kak Zaki sejak aku masih kelas X sama sepertimu. Namun ternyata kamu yang lebih beuntung kamu mampu mendapatkan hatinya sedang aku hanya menjadi sahabatnya, hal itu memang membuatku sakit”
“tapi kan kakak sudah sama kak Bayu? Maksud kakak apa?” tanya Zahra
“huch, kak Bayu itu hanyalah pelampiasan soalnya dia itu teman dekat kak Zaki”
“apa? Kak”
“oh ya dek aku mau tanya sesuatu, tapi kamu harus jawab dengan jujur”
“tanya tentang apa?”
“aku kan mau kuliah satu Universitas dengan kak Zaki, seumpama nanti kak Zaki jadian sama aku bagaimana?”
“hech, memangnya kakak setega itu sama aku”
“ini masalah perasaan dan takdir dek”
“hemb, biar takdir yang menjawab” jawab Zahra
“kalau begitu menjauhlah sejauh mungkin dari hidupku dek”
“he” (Sedih)

Setelah kelulusan kak Rizky, kini giliran Zahra naik kelas XII dan akan menghadapi UNAS. Meski ia tahu bahwa kini kak Rizky dan kak Zaki satu Universitas, ia berusaha masalah itu tak mengganggu konsentrasinya. Hingga suatu hari ia tahu lewat akun facebook kak Rizky bahwa kini kak Zaki dan kak Rizky sudah jadian. Hal itu sedikit membuat Zahra terpuruk, karena bagaimana mungkin ambisinya tuk mengenal seseorang yang ingin ia kenal sejak pertama bertemu dan angan untuk dapat menyusulnya harus ia usaikan karena ambisi orang lain. Dan akhirnya Zahra memutuskan untuk tidak jadi kuliah di Universitas yang sama dengan Zaki dan Rizky, ia kuliah di provinsi lain yakni Jogja sesuai permintaaan Rizky yang menginginkan Zahra untuk menjauh.
Hingga tak terasa enam tahun telah berlalu, seperti biasa menjelang hari raya Idul fitri Zahra pulang kampung. Zahra turun di stasiun kereta api, kemudian ia naik bus jurusan kota Batu. Siang hari itu hanya tinggal satu bangku yang tersisa, Zahra duduk disamping seorang pria yang terlihat begitu sibuk dengan bukunya. Dan saat ditanya oleh kondektur bus ternyata pria itu juga turun kota Batu

“Kamu juga turun Batu?” tanya pria itu
“iya” jawab Zahra sambil tersenyum
“masih kuliah ya?”
“iya”
“dimana?”
“di ISI Jogja”
“wach kok jauh?”
“iya, kakak sendiri kuliah atau sudah kerja?”
“aku sudah kerja”
“emb dimana?”
“di INEST Hotel and Group”
“lho sama Jogjanya dong. Wach pasti kakaknya pintar bahasa Inggris” gurauZahra
“hemb biasa saja”
“alumni dari mana?”
“sastra Inggris UB”
“UB?” tanya Zahra dengan sedikit terkejut.

Sejenak Zahra terdiam karena laki-laki itu mengingatkannya pada seseorang yang pernah berjanji namun dikhianati.

“kenapa diam? Dulu SMAnya mana?” tanya pria itu
“SMA 1, kenapa?”
Sejenak suasana menjadi henign, Zakipun juga terdiam karena ia teringat akan seseorang yang ia tunggu sejak ia berumur 17 tahun. Sedang Zahra bingung apakah pria itu benar-benar Zaki, dan tiba-tiba saja air mata menetes dari mata Zahra
“hik-hik jangan bilang kalau kamu itu Zaki?”
“dek” jawab Zaki dengan nada cemas
“haha bagaimana hubungan kakak dengan kak Rizky masih langgengkan?” tanya Zahra menghibur diri
“dek, aku gak bermaksud”
“sudahlah kak aku ikhlas kok, mungkin memang kalian berjodoh”
“gak dek Rizky hanya terjebak oleh ambisinya, ia mencintaiku bukan karena Allah dan aku gak pernah mengingkari janji. Aku akan tepati janjiku enam tahun yang lalu aku akan melamarmu”

Zahra hanya terdiam dengan air mata yang sudah hampir penuh ia tampung. Zakipun mengeluarkan sekotak kecil yang berisikan cincin dan ia berikan itu pada Zahra, kini Zaki telah menepati janjinya enam tahun yang lalu yakni melamar Zahra. Namun takdir berkata lain, tiba-tiba saja bus yang Zaki dan Zahra mengalami ban selip dan menabrak pohon. Dalam kejadian tersebut Zahra mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya, hingga ia harus dirawat dirumah sakit. Zakipun selalu mendaminginya, dan setelah dirawat selama tiga hari Zahra menginginkan Rizky untuk menjenguknya

“kak Zaki terima kasih kau tlah tepati janjimu”
“aku gak akan pernah mengingkari janji suci itu”
“rasanya kebahagianku lengkap sudah, namun tinggal satu kebahagian yang belum terwujud”
“apa itu?” tanya Zaki
“aku ingin bertemu kak Rizky”
“jika memang kamu ingin bertemu dengan Rizky akan aku suruh ia kesini”
Rizkypun datang untuk menjenguk Zahra, dengan suara yang bergetar Zahra memegang tangan Zaki dan Rizky
“kak Zaki terima kasih telah ajarkan aku arti Cinta, dan kak Rizky terima kasih pula telah ajarkanku arti keikhasan”
“dek” jawab Zaki dan Rizky dengan nada cemas
“dan sekarang atas nama Cinta dan Keikhlasan aku menginginkan kalian bersatu”

Setelah itu Zahra menghembuskan nafas terakhirnya, sama seperti puisinya yakni bertemu Zaki meski bukan di akhir cerita melainkan dihembusan nafas terakhirnya.